SEJARAH LIGA BANGSA-BANGSA

 

Sejarah Liga Bangsa-Bangsa


Liga Bangsa-Bangsa atau dalam bahasa inggrisnya League of Nations adalah sebuah lembaga perdamaian internasional yang berdiri setelah perang dunia I berakhir. Lembaga ini bertujuan untuk menciptakan perdamaian dunia dan mengurus berbagai masalah dalam hubungan internasional antar negara di dunia. Lembaga ini bermarkas di Swiss dan pada akhirnya bubar seiring meletusnya perang dunia II.

Latar Belakang


Perang dunia I berakhir dengan kalahnya blok sentral yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, Kesultanan Utsmaniyah, dan Bulgaria terhadap blok sekutu yang terdiri dari Britania, Prancis, Kekaisaran Rusia, Italia, dan Amerika Serikat. Kekalahan blok sentral ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian gencatan senjata antara Jerman dan sekutu pada 11 November 1918 jam 11 siang. 

Setelah perang dunia I berakhir, muncul negara-negara baru di Eropa, Afrika, dan Asia yang terbentuk seperti Uni Soviet, Republik Weimar(Jerman), Austria, Hongaria, Yugoslavia, Arab Saudi, Republik Turki, Irak, Mesir, Polandia, Estonia, Latvia, Lithuania, Finlandia, dll. Maka untuk menjaga perdamaian dunia, blok sekutu sebagai pemenang perang akhirnya mendirikan LBB.

LBB berdiri pada 10 Januari 1920 dengan presiden AS, Woodrow Wilson sebagai pelopor utamanya. Kemudian, Britania dan Prancis berperan sebagai anggota tetap dan markasnya berpusat di Geneva, Swiss. Disamping itu, Jepang dan Italia yang merupakan anggota blok sekutu dalam perang dunia I juga menjadi anggota tetap. Dalam pembentukan LBB, presiden Wilson mencetuskan 14 prinsip yang isinya adalah:
  1. Tidak boleh ada perjanjian rahasia.
  2. Bebas navigasi dalam seluruh laut.
  3. Menyelesaikan hambatan ekonomi antar negara.
  4. Tiap negara harus membatasi persenjataan.
  5. Seluruh keputusan koloni tidak boleh memihak.
  6. Tentara Jerman harus pergi dari Rusia, membiarkan Rusia menjalankan politiknya sendiri.
  7. Belgia harus independen seperti pra perang.
  8. Prancis dibolehkan memulihkan wilayah Alsace-Lorraine.
  9. Kebebasan penentuan nasib diberikan kepada seluruh rakyat Austria-Hongaria.
  10. Kebebasan penentuan nasib dan jaminan kemerdekaan diberikan pada rakyat Balkan.
  11. Orang Turki harus dibawah pemerintahan Turki, sementara non Turki dalam wilayah kesultanan Utsmaniyah harus mengatur diri sendiri.
  12. Dalam kedaulatannya, Polandia harus punya akses laut.
  13. LBB harus dibentuk untuk menjamin kemerdekaan politik dan teritorial internasional.

Tujuan dan Tugas LBB


LBB dalam pembentukannya memiliki tujuan untuk:
  1. Menjaga perdamaian dunia.
  2. Menjaga persahabatan antar negara dan bangsa.
  3. Menegakkan hukum internasional.
  4. Memajukan kerjasama internasional bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan kebudayaan.
Sementara dalam tugasnya, LBB bertugas untuk:
  1. Badan pemelihara perdamaian dan pengawas daerah mandat.
  2. Badan pencegah perang dan penyelesai perselisihan secara damai.
  3. Mengatasi masalah perihal ancaman perang.
  4. Mengintegrasi dan mengkoordinasi lembaga internasional yang ada.
  5. Meningkatkan kerjasama kesehatan, sosial, keuangan, pengangkutan, perhubungan, dll.

Sepak Terjang LBB


Setelah perang dunia I berakhir, LBB banyak memberlakukan berbagai perjanjian terhadap negara-negara blok sentral yang kalah dalam perang. LBB memberlakukan perjanjian Versailles pada Jerman, perjanjian Sevres pada kesultanan Utsmaniyah, perjanjian St. Germain pada Austria, perjanjian Trianon pada Hongaria, dan perjanjian Neuilly pada Bulgaria.

Perjanjian Versailles diberlakukan terhadap Jerman pada 28 Juni 1919 yang isinya:
  1. Jerman menyerahkan Elzas-Lotharingen pada Prancis, Eupen-Malmedy-Mereshet pada Belgia, Prusia barat-Posen pada Polandia, Danzig menjadi kota merdeka, dan Saarland pada LBB selama 15 tahun untuk pemilihan umum penentuan nasib penduduknya.
  2. Seluruh koloni Jerman lepas.
  3. Pasukan Jerman dibatasi maksimal 100.000 personil.
  4. Jerman membayar ganti rugi perang sebesar 132 milyar mark yang baru dilunasi pada 2010 oleh perdana menteri Angela Merkel.
  5. Sekutu menduduki wilayah barat Jerman di Sungai Rhine selama 15 tahun untuk mengawasi Jerman dalam melaksanakan perjanjian Versailles.
  6. Seluruh kapal dagang Jerman diserahkan pada Britania.
Perjanjian Sevres diberlakukan terhadap kesultanan Utsmaniyah pada 20 Agustus 1920 yang isinya:
  1. Wilayah Utsmaniyah hanya Istanbul dan sekitarnya.
  2. Utsmaniyah melepas daerah berpenduduk non-Turki.
  3. Utsmaniyah melepas Smyrna dan Thrakia pada Yunani.
  4. Laut Marmara, Dardanella, dan selat Bosphorus dibuka untuk umum.
  5. Armenia dan Kurdistan merdeka.
Perjanjian St. Germain diberlakukan terhadap Austria pada 10 September 1919 yang isinya:
  1. Austria mengakui kemerdekaan Hongaria, Cekoslowakia, dan Polandia.
  2. Austria melepas daerah Tyrol, Istrie, dan sebagian Sudeten.
  3. Austria harus melakukan demiliterisasi.
  4. Montenegro dan sebagian daerah Austria menjadi milik Yugoslavia.
Perjanjian Trianon diberlakukan terhadap Hongaria pada 4 Juni 1920 yang isinya:
  1. Wilayah Hongaria diperkecil.
  2. Dinasti Habsburg tidak boleh memerintah negara.
Perjanjian Neuilly diberlakukan terhadap Bulgaria pada 27 November 1919 yang isinya Bulgaria menyerahkan wilayahnya di pantai Aegea pada Yunani.

Kemudian ada beberapa persengketaan yang ditangani LBB:
  1. Sengketa Aland: Sengketa ini terjadi antara Finlandia dan Swedia di kepulauan Aland, Finlandia. Pulau-pulau ini sebenarnya adalah wilayah Finlandia dengan mayoritas penduduk etnis Swedia. Penduduk Aland meminta untuk bergabung dengan Swedia. Namun hasil akhir dari sengketa ini adalah Aland tetap milik Finlandia namun dengan status otonomi.
  2. Sengketa Mosul: Sengketa ini terjadi antara Turki dan Britania di Mosul, Mesopotamia(Irak). Setelah berakhirnya perang dunia I, wilayah Mesopotamia menjadi wilayah jajahan Britania. Penduduk Mosul mayoritas ingin menjadi bagian dari Turki, namun pada akhirnya Mosul menjadi wilayah milik Britania.
  3. Sengketa Vilnius: Sengketa ini terjadi antara Polandia dan Republik Soviet Rusia. Setelah Polandia memenangkan perang melawan Soviet Rusia pada 1920, penduduk Lithuania meminta Polandia untuk mengusir pasukan Soviet dari Lithuania. Namun setelah pasukan Soviet berhasil diusir, Polandia malah berbalik menguasai Lithuania. Penduduk Lithuania melaporkan hal ini kepada LBB, namun LBB tidak bisa bertindak banyak.
  4. Sengketa Manchuria: Sengketa ini terjadi antara Tiongkok dan Jepang di Manchuria, Tiongkok. Jepang yang merupakan salah satu negara sekutu dan dewan tetap LBB ingin melucuti daerah Manchuria dari Tiongkok dengan dalih ingin mengamankan Manchuria dari para penjarah di Tiongkok. Kemudian Jepang juga mendirikan rezim bonekanya di Manchuria yang bernama negara Manchukuo dengan Kaisar Pu Yi yang merupakan anggota dinasti Qing, dinasti suku Manchu yang merupakan kekuatan monarki terakhir di Tiongkok yang jatuh pada 1911 ketika revolusi Xinhai sebagai kaisar dari rezim monarki totaliter tersebut. Akhirnya Manchuria jatuh ke Jepang dan Jepang keluar dari LBB pada 1933. Sekali lagi, LBB tidak bisa bertindak banyak.
  5. Invasi Ethiopia: Pada 1935, Italia yang merupakan dewan tetap LBB datang menyerbu Ethiopia yang merupakan anggota LBB. Raja Ethiopia, Haile Selassie melaporkan invasi ini kepada LBB. Namun LBB tidak bisa bertindak banyak dan Ethiopia jatuh ke tangan Italia. Kemudian Italia keluar dari LBB pada 1937 tanpa ada tindakan dari LBB.

Kegagalan LBB Serta Bangkitnya Kaum Nazi dan Fasis


LBB sebagai polisi dunia telah terbukti gagal dalam tugasnya. Hal ini terbukti ketika kaum Nazi di Jerman yang sedang dihukum dengan perjanjian Versailles bangkit menduduki pemerintahan dan merubah pemerintahan Weimar menjadi kekaisaran ketiga(Third Reich) yang berideologi nazisme dan keluarnya Jepang dan Italia dari LBB yang sebelumnya berstatus dewan tetap menjadi negara nakal yang mulai menjajah negara lain.

Kaum Nazi(Partai Pekerja Sosialis Nasional) di Jerman mulai bangkit pada awal 1922 ketika Adolf Hitler, seorang Austria yang menjadi pendiri partai Nazi yang berideologi sayap kanan ekstrim memberontak di kota Munchen, Jerman. Setelah gagal kudeta, Hitler dijebloskan ke penjara selama 8 bulan. Setelah ia bebas, ia berusaha dengan segala cara yang dibenarkan dalam demokrasi untuk merebut kekuasaan eksekutif di Jerman.

Pada waktu itu di tahun 1920an, Jerman sedang mengalami marak-maraknya krisis ekonomi akibat perang dunia I dan perjanjian Versailles yang mana salah satu poinnya adalah Jerman harus membayar ganti rugi 132 milyar mark. Belum lagi ada banyak wilayah Jerman yang dilucuti oleh pihak sekutu seperti Rhineland di barat contohnya yang diambil oleh Belgia dan Prancis. Namun sekutu akhirnya melihat bahwa dengan situasi seperti ini sangat mustahil bila Jerman mampu membayar sedemikian besar ganti rugi tersebut. Maka disusunlah rencana Dawes dimana Amerika Serikat banyak memberi bantuan pinjaman kepada Jerman. Ekonomi Jerman perlahan membaik dan partai-partai ekstrim sayap kanan mulai perlahan kehilangan pengaruhnya. Dalam perjanjian Locarno pada 1925, Jerman mulai kembali mendapatkan wilayah baratnya sebagai efek dari turunnya kegelisahan Prancis terhadap Jerman, dimana Jerman juga memiliki pasukan berjumlah lebih dari 100.000 personil berdasar perjanjian Versailles.

Sementara di Italia, pada 1921 kaum Fasis memenangkan pemilu dengan merebut 35 kursi dalam parlemen yang menjadi awal fondasi mereka dalam menguasai Italia. Kemudian mereka juga melakukan kudeta di kota Ravenna, Bologna, dan Ferrara. Kemudian pada 30 Oktober 1922, Mussolini sebagai pemimpin kaum Fasis berhasil menduduki Roma dan ditawari jabatan perdana menteri oleh Raja Italia, Victor Emmanuel. Mussolini menerimanya dan pada saat itu, Italia baru saja memasuki era Fasisme.

Di Asia, Jepang mengalami krisis pemerintahan dalam negeri pada 1924. Korupsi dan ketidakstabilan politik merajalela, sehingga banyak orang Jepang yang berpaling ke partai-partai ekstrim sayap kanan dimana mereka beranggapan jika Jepang ingin bangkit menjadi kekuatan besar, Jepang harus menguasai Tiongkok terlebih dahulu sebagai langkah pertama. Maka kaum-kaum ultra nasionalis mulai melirik daerah Manchuria dan memulai serangkaian rencana untuk merebutnya. Pada 1928, pihak angkatan darat Jepang mulai bermain politik dalam usaha perebutan Manchuria dimana pada saat itu di Tiongkok sedang terjadi perang saudara antara kaum nasionalis pimpinan presiden Jiang Jieshi melawan kaum komunis pimpinan Mao Zedong. Kemudian Jendral Seishiro Itagaki, salah seorang pemimpin angkatan darat Jepang menanam ranjau di jalur kereta api yang akan dilewati kereta yang mengangkut Marsekal Chang, seorang komandan militer Tiongkok yang menguasai daerah Manchuria. Maka pada Juni 1928, Marsekal Chang mati terbunuh dalam ledakan ketika kereta api yang ditumpanginya melewati ranjau Jepang. 

Keadaan kembali memburuk di Jerman. Pada tahun 1929 terjadi kekacauan ekonomi di Amerika Serikat dengan jatuhnya harga saham Wallstreet dan bantuan Amerika Serikat berhenti. Jerman terkena efeknya dan mulai kembali ke tahun-tahun kekacauan. Partai-partai ekstrim sayap kanan mulai kembali naik pengaruhnya dan Hitler pun melihat kesempatan ini sebagai angin segar. Ia mulai menyusun strategi agar bisa mendapat jabatan kanselir. Akhirnya, pada Januari 1933, presiden Von Hindenburg dari partai nasional yang menjadi presiden Weimar saat itu menunjuk Hitler sebagai kanselir Weimar. Setelah menjadi kanselir, Hitler yang telah berwenang atas aparat keamanan mulai melakukan berbagai kebijakan untuk memperkokoh posisinya.

Angin segar kembali mendatangi kaum Nazi, pada Februari 1933 terjadi kebakaran di gedung Reichstag, gedung parlemen Jerman. Ada tuduhan bahwa gedung tersebut dibakar oleh seorang komunis dari Belanda dimana tuduhan tersebut belum terbukti hingga sekarang. Kemudian Hitler memanfaatkan situasi genting tersebut untuk memenangkan pemilu pada Maret 1933 mendatang, menghabisi kekuatan sayap kiri. Hasilnya kaum Nazi yang berkoalisi dengan kaum nasional memenangkan suara sebesar 44% dengan jumlah kursi 288 buah. Kemudian Presiden Hindenburg wafat pada Agustus 1934 dan Hitler telah sepenuhnya mengambil alih kekuasaan atas Jerman dan mengganti pemerintahan Weimar menjadi Jerman Nazi. 

Sementara di Asia pada September 1931 setelah insiden ledakan kereta api Marsekal Chang, pasukan Jepang kembali meletakkan bom di dekat barak tentara Tiongkok di dekat Mukden, kota terbesar wilayah Manchuria. Kemudian pihak tentara Jepang membuat alibi bahwa yang meletakan bom adalah para teroris-teroris di Tiongkok dan menjadikannya alasan untuk menduduki Manchuria. Setelah Manchuria jatuh, terjadi insiden pembunuhan perdana menteri Jepang yang baru dipilih, Tsuyoshi Inukai oleh 9 orang angkatan darat pada Mei 1932 akibat ketidakpercayaan para militer yang mulai bermain politik demi ideologi ultra-nasionalis mereka terhadap pemerintah Jepang. Setelah pembunuhan perdana menteri Inukai, para militer mulai mendapat dukungan dari publik dan akhirnya Jepang keluar dari LBB pada 1933. Pihak LBB hanya bisa diam menelan ludah melihat Jepang yang merupakan salah satu dewan tetap akhirnya memilih keluar dari LBB.

Setelah berhasil duduk di kursi presiden, Hitler mulai melancarkan kebijakan luar negerinya dalam membuat Jerman yang lebih besar. Pada Januari 1935, para penduduk wilayah Saarland di wilayah barat dekat Rheinland yang sejak 1920 dibawah otoritas Prancis menuntut untuk berada dibawah otoritas Jerman. Lalu pada Maret kemudian, Hitler juga membangun militer Jerman lebih besar dengan mendirikan Luftwaffe(angkatan udara Jerman) pada 9 Maret dan memperluas jumlah divisi angkatan daratnya pada 16 Maret. Tindakan Hitler ini mendapat protes keras dari Britania dan Prancis sebagai tindakan yang jelas melawan perjanjian Versailles.

Di Afrika, Italia berusaha untuk menguasai Ethiopia. Sebelumnya pada 1928, kaisar Ethiopia, Haile Selassie menandatangani perjanjian persahabatan dengan Mussolini, namun tetap menunjukkan bahwa Ethiopia bukan negara yang berada dibawah pengaruh Italia. Maka pada akhir 1934, pasukan Italia menyerbu Ethiopia. Kemudian Ethiopia berusaha melaporkan invasi ini kepada LBB dan meminta bantuan. Namun LBB tidak menanggapi serius masalah ini terlebih perhatian mereka sedang tersita terhadap Jerman yang pada saat itu sedang menambah pasukan militer secara besar-besaran. Maka pada Mei 1936, Ethiopia telah jatuh kepada Italia dan setahun kemudian, Italia yang merupakan dewan tetap LBB menyatakan keluar dari LBB. LBB kembali terdiam ketika melihat Italia keluar.

Jerman kembali melancarkan ekspansi wilayahnya. Pada 1938, para konspirator Nazi di Austria terungkap atas rencana jahat mereka. Sebelumnya di tahun 1936 ada perjanjian yang disepakati oleh Jerman dan Austria bahwa mereka tidak akan saling ganggu. Namun konspirator Nazi di Austria rupanya telah melakukan rencana jahat mereka pada 1936 dan perdana menteri Austria memprotes insiden tersebut pada Hitler. Namun Hitler malah menyalahkan Austria karena berlaku zalim terhadap Nazi Austria. Maka pada Maret 1938, Hitler mengumumkan penyatuan Jerman-Austria yang dikenal dengan istilah Anschluss. Setelah Austria, Hitler juga berencana menganeksasi Cekoslowakia yang merupakan wilayah yang banyak dihuni minoritas etnis Jerman. Maka Hitler mendorong para etnis Jerman di Cekoslowakia bahwa mereka ditindas dan dizalimi agar ia mempunyai alasan untuk meraup wilayah Ceko. Dan nasib baik berpihak pada Hitler, perdana menteri Britania, Neville Chamberlain bertemu dengan Hitler pada September 1938 untuk meyakinkan Hitler bahwa sudah cukup Cekoslowakia sebagai wilayah terakhir yang dianeksasi. Maka pada Maret 1939, Cekoslowakia menjadi wilayah Jerman dengan Slowakia menjadi wilayah protektorat. Lagi-lagi LBB tidak bisa menindak tegas kasus ini.

Tak lama lagi perang sudah dekat. Pada Maret 1939, Hitler menuntut Polandia untuk menyerahkan kota Danzig, yang mana kota tersebut adalah penghubung wilayah utama Jerman dengan wilayah Prusia timur milik Jerman. Namun Polandia menolak bahwa jika Jerman menginjak Danzig berarti memulai perang. Kemudian, Hitler membuat pakta non agresi pada Agustus 1939 dengan Uni Soviet dan membatalkan yang ia buat dengan Polandia pada 1934 silam. Britania dan Prancis tidak tinggal diam dengan hal ini. Sebelumnya pada Maret 1939, mereka telah mengumumkan bahwa mereka akan bersama dengan Polandia jika perang dengan Jerman terjadi. Dan benar saja, pada 1 September 1939, Hitler melancarkan invasi besar-besaran menuju Polandia bersama sekutu Sovietnya pada pagi buta dan meletuslah perang dunia II yang berlangsung hingga 1945. Tak hanya di Eropa, di Asia Jepang menyerbu Tiongkok pada 1937 yang dimulai setelah insiden jembatan Marco Polo dan mulai mencari koloni diseluruh wilayah Timur Jauh hingga berakhirnya perang dunia II. Maka dengan demikian, tugas LBB sebagai penjaga perdamaian telah gagal total dan kemudian dibubarkan pada 1946 setelah perang dunia II usai digantikan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa(PBB)

Kesimpulan 


Kegagalan LBB ini sebetulnya sudah terlihat jauh sebelum perang dunia II terjadi. Ketika LBB tidak bisa menindak penyerbuan Manchuria oleh Jepang dan meningkatnya kekuatan militer Jerman, ini sudah terlihat bahwa LBB sebagai lembaga penjaga perdamaian tidak punya wibawa dimata negara-negara nakal yang kuat.

Negara-negara nakal seperti Jerman, Italia, dan Jepang juga mempunyai ambisi politiknya masing-masing walaupun mereka mengikuti aturan LBB. Jerman pada awalnya nurut-nurut saja dengan LBB, namun LBB tidak sadar bahwa perjanjian Versailles meninggalkan banyak luka terhadap sebagian besar bangsa Jerman. Ini terlihat dengan dukungan mayoritas warga Jerman terhadap partai Nazi yang ingin mengembalikan kejayaan bangsa Jerman sejak hancurnya mereka setelah perang dunia I yang kemudian menyerbu Austria dan Ceko. Disisi lain, Italia dan Jepang yang merupakan negara sekutu dizaman perang dunia I dan dewan tetap LBB juga bermain politik, walaupun mereka adalah pemenang perang dunia I juga. Italia tidak punya jajahan yang menguntungkan, sementara Jepang merasa perannya diabaikan begitu saja dalam perang dunia I yang tidak signifikan, walaupun mereka ikut menggempur pasukan Jerman di provinsi Shandong, Tiongkok. Maka perebutan Ethiopia dan Manchuria merupakan pelampiasan dendam mereka terhadap hasil yang mengecewakan setelah perang dunia I berakhir. Namun LBB sebagai lembaga perdamaian tidak bisa bertindak banyak setelah Jerman menyerbu Austria dan Ceko, Jepang menyerbu Manchuria, dan Italia menyerbu Ethiopia. Malah LBB lebih bersedia mengorbankan sebuah negara untuk dianeksasi demi menjaga perdamaian daripada melakukan konfrontasi untuk menindak negara nakal yang ingin memulai perang. Ini terlihat bahwa LBB mentolerir insiden Anschluss dan aneksasi Ceko oleh Jerman. Britania menolak mengangkat isu ini, sementara Prancis banyak membuat perjanjian yang mentolerir Jerman perihal aneksasi kedua negara tersebut. Sebenarnya ini terlihat wajar dengan tidak ikutnya negara besar seperti Rusia dan Amerika Serikat dalam LBB, walaupun mereka juga pelopor berdirinya LBB. Amerika Serikat telah mengeluarkan undang undang bahwa mereka tidak mau ikut campur LBB, sementara Rusia telah berubah rezim dari kekaisaran Rusia menjadi Uni Soviet yang jelas anti barat. Dengan begitu, LBB terlihat seperti 'macan ompong' dimata negara nakal.

Maka blok sekutu yang memenangkan perang dunia II belajar dari kegagalan LBB ini. Banyak dari mereka yang menginginkan kehidupan damai pasca perang dunia II. Akhirnya negara-negara sekutu besar seperti AS, Uni Soviet, Britania, Prancis, dan Tiongkok mencetuskan lembaga perdamaian yang baru bernama Persatuan Bangsa-Bangsa atau United Nations yang ada hingga sekarang.


Sumber:
https://www.academia.edu/7804755/Liga_Bangsa_Bangsa
https://www.yousosial.com/2017/03/5-perjanjian-mengakhiri-perang-dunia-i.html
http://formadiksi.um.ac.id/liga-bangsa-bangsa-lbb-keberhasilan-yang-pernah-dicapai/
Buku "Kronologi Perang Dunia II" karya David Jordan

Komentar

  1. Wow, lengkap & infonya mantap bgt 👍

    BalasHapus
  2. LBB dibubarkan setelah Perang Dunia II atau sebelum Perang Dunia II?

    BalasHapus
    Balasan
    1. LBB bubar tahun 1946 abis perang dunia 2 selsai.

      Hapus
  3. Wah, banyak sekali informasinya. Saya jadi penasaran, mengapa Britania dan Prancis tidak ikut perang melawan Uni Soviet saat Uni Soviet ikut menjajah dan menduduki Polandia bagian Timur?

    BalasHapus
    Balasan
    1. pertanyaan bagus, jawabannya agak panjang.

      karena waktu itu inggris dan prancis sedang sibuk melawan pasukan jerman di front barat(eropa barat). prancis sebagai negara eropa barat jadi korban berikutnya setelah polandia diserbu jerman dalam pertempuran dunkirk, yang mana sisa pasukan sekutu yang kalah tempur akhirnya kabur ke inggris. jadi bagaimana sekutu ingin menghadapi soviet di timur? sedangkan front barat saja sudah kalang kabut waktu itu.

      jawabannya, inggris dan prancis ikut menggempur uni soviet secara tidak langsung. pada waktu itu uni soviet sedang sibuk menggempur negara finlandia di awal perang dunia 2 setelah polandia hancur. inggris dan prancis memberi 2 perlawanan tidak langsung pada uni soviet. pertama, inggris dan prancis memberi dukungan internasional pada pasukan finlandia. kedua, uni soviet dikeluarkan dari LBB pada desember 1939.

      Hapus
  4. Informasinya Lengkap dan Baguss...👍

    BalasHapus

Posting Komentar